Tokoh Arsitek Modern pertama indonesia
 |
Tokoh Arsitek Modern |
| Liem Bwan Tjie ( 1850-1950 )
Tak banyak yang tahu tentang salah satu Tokoh Arsitek
ini, bahwa Kota Semarang pernah melahirkan salah satu arsitek ternama yang bernama
Liem Bwan Tjie. Dia adalah salah seorang pelopor arsitektur modern yang pada
jaman ada di Indonesia. Ratusan karya arsitekturnya banyak tersebar di berbagai
wiliaya Indonesia. Karyakaryanya pun disejajarkan dengan karya-karya arsitek
Belanda ternama yang dianggap luar biasa di HindiaBelanda pada masa 1850-1950,
seperti Maclaine Pont, Hulswit, Fermont dan Cuijpers, GmelichMeiling, Aalbers.
Siapa Liem Bwan Tjie? Pria yang gayanya selalu menggunakan kacamata ini
terlahir pada tahun 1891 di Semarang sebagai anak kelima dari. Ayahnya, Liem
Tjing Swie, adalah seorang pedagang tekstil di kawasan Gang Warung. Liem Bwan
Tjie adalah orang Indonesia pertama yang perna belajar di Sekolah Tinggi Teknik
di Delft, Belanda. Dia juga pernah menempu pendidikan di Technische Hoogeschool di Delft
pada 1920 dan Ecole des Beaux Arts, sekolah seni dan arsitektur di Eropa paling
bergengsi pada waktu itu.
dari Awal kari Liem Bwan Tjie di Semarang yang dimulai tahun
1929, Liem Bwan Tjie banyak membangun rumah atau vila-vila orang-orang kaya di
HindiaBelanda pada masa itu. Yang paling terkenal adalah vila milik keluarga Dr
Ir Han Tiauw Tjong di Jl Tumpang yang menyerupai kapal, dan
kantor pusat konglomerat Oei Tiong Ham di Jl
Kepodang dan Jl Sendowo Kota Lama yang dibangun pada 1930.
Kantor dagang Oei Tiong Ham Concern yang sekarang menjadi
kan tor Rajawali Nusindo, diakui banyak kalangan sebagai arsitektur
cerdas.Meski dari luar nampak konvensional, memiliki bentuk tidak rumit, namun
ketika masuk ke dalam banyakditemukanpemecahandesain yang unik. Bangunan ini
menerapkan gaya Art Modern yang merupakan gaya populer pada paruh pertama abad
ini.
Penyatuan konsep modern dengan alam sekitar
Di bawah ini adalah Karya-karya Arsitek Liem Bwan Tjie
Iklim Tropis Karya lain yang memperlihatkan hijaunya
arsitektur rancangan Liem Bwan Tjie diantaranya rumah tinggal Poeda Pajoeng dan
rumah tinggal di kawasan Peloran milik Sih Tiauw Hien, Pabrik Kopi Margorejo,
perumahan Pabrik Kopi Margorejo, vila Oei Tjong Hauw (putra Oei Tiong Ham) di
Kopeng, rumah Tan Tjong Le di Ungaran, vila Kwik Tjien Gwan di Tawangmangu,
rumah R Van Duinen di Kopeng, dan Puri Gedeh (rumah dinas Gubernur Jateng).
Bangunan umum yang dipercayakan padanya diantaranya Gemeente
Zwembad atau kolam renang Stadion di Jl Ki Mangunsarkoro, Rumah Makan Grand
yang dulu pernah menjadi kampus Fakultas Teknik Undip Jl MT Haryono, gedung
bioskop Grand atau Gelora, dan gedung bioskop Lux atau Murni.
Di Dalam setiap rancangannya, Liem Bwan Tjie selalu
menempatkan faktor iklim tropis sebagai salah satu pertimbangan penting dalam
segalah konsep dan karya Arsiteknya. Hujan dan sinar matahari langsung tak akan
pernah dibiarkannya membuat penghuni bangunan tersebut merasa tidak nyaman
beradah di dalam bangunan karyanya,tetapi Liem Bwan Tjie selalu mengupayakan
agar hujan dan sinar matahari tidak membuat suasana bangunan tidak
nyaman,melain Liem Bwan Tjie suatu inovasi yang membuat ketika orang berada
dalam bangunan tersebut,orang tersebut merasa nyaman berada disana .
Pemanfaatan semua sudutan bangunan dengan benar,yaitu
sebagai berikut :
Ruang di dalam pun harus nyaman dan cukup terang, misalnya
dengan membuat jendela-jendela lebar yang dapat mengendalikan aliran udara.
|
Sumber : Suara Merdeka, Foto : Berbagai Sumber.
|
Kelanjutan dari Kisa Arsitek : TOKOH ARSITEK INDONESIA PADA
MASA PASCA KEMERDEKAAN
“Liem Bwan Tjie”
TOKOH ARSITEK INDONESIA PADA MASA PASCA KEMERDEKAAN
“Liem Bwan Tjie”
Arsitek Modern Generasi Pertama Di Indonesia (1891-1966)
Gambar 1. Foto Liem Bwan Tjie
Liem Bwan Tjie adalah sesosok arsitek generasi pertama yang
lahir pada era modern. Puluhan bahkan ratusan karyanya yang tersebar luas di
berbagai wilayah kota di Indonesia. Akan tetapi namanya jarang didengar di dalam
perkembangan dunia arsitektur modern di Indonesia, karena minimnya penyampaian
berita atau media massa, surat kabat dan sejenisnya pada awal kemerdekaan
sampai pada tahun 1965 an yang menyebabkan namanya tidak popular di kalangan
masyarakat Indonesia dan pendidikan Arsitek indonesia.
A. Mengenal Liem Bwan Tjie
Liem Bwan Tji adalah pria berkacamata kelahiran 6 September
1891, anak kelima dari Liem Soei Ching yang seorang pedagang tekstil di kawasan
Gang Warung (keluarganya telah tinggal di Indonesia selama empat generasi).
Liem Bwan Tjie adalah orang Indonesia pertama yang belajar di Universitas Teknik
di Delft, Belanda pada tahun 1920 dan Sekolah Seni dan Arsitektur di Eropa
paling bergengsi pada waktu itu Ecole des Beaux Arts pada tahun 1924.
1. Lingkungan dan Pendidikan
Menyelesaikan MTS (Middelbare Technische School) di Jl. Dr
Cipto.
HBS di Harleem (1911 – 1915)
Magang di Amstredam (1916 – 1920)
Sekolah di Delft (1920 – 1924)
Paris Ecole des Beaux Arts (1924 – 1926)
Harvard – Yeuching di Beijing (1926 – 1929)
Kembali ke Semarang (1929)
2. Setelah kembali ke Indonesia
Semarang 1930
Karya – karya (proyek rumah tinggal)
Menikah dengan Han Swan Tien
Jakarta
Beliau tinggal di Jalan Situ Lembang di Menteng serta
menjadikan rumahnya menjadi kantor pusat.
Proyek -proyek Nasional, diantaranya: rumah sakit ternak di
Surabaya, pusat penelitian di Ambon dan Universitas di Menado.
Belanda 1965 – 1966
Beliau meniggal di Rijswijk.
B. Pendahuluan
Perkembangan arsitektur di Nusantara dimulai pada abad
ke-20, yang diperkenalkan oleh arsitek swasta Belanda, yaitu : P.A.J Moojen,
Henri Macline Pont, Thomas Karsten dan sebagainya serta arsitek yang bekerja
pada Kementrian Pekerjaan Umum (Burgelijki Openbare Werken) di Batavia, yaitu
F.L. Wiemans, Snuyf, Gerber, Von Essen dkk. Pada umumnya mereka semua
berpendidikan di Sekolah Tinggi Delft, Belanda.
Dari dominasi nama-nama arsitek Belanda tersebut, munculah
sebuah nama seorang arsitek kelahiran Semarang, yaitu Liem Bwan Tjie. Arsitek
ini adalah lulusan dari Sekolah Teknik Menengah (Middelbaare Technischeschool) dan
sampai pada perguruan tingginya di Sekolah Tinggi Teknik Deflt di Belanda. Pada
tahun 1916 Liem Bwan Tjie sudah bekerja dengan arsitek terkenal yang ada di
Belanda, arsitek tersebut adalah B.J. Ouendag, Michael de Klerk, Ed. Cuypers
dan Gulden en Geldmaker (Dikken, 2002:9).
Liem Bwan Tjie kembali ke kota kelahirannya, yaitu Semarang
dan bekerja sebagai seorang arsitek pada akhir tahun 1929. Karena tuntutan
pekerjaannya Liem pindah ke Batvia pada tahun 1938. Kemudian dari 1929 sampai
akhir hidupnya, ia terus berkarya sebagai seorang arsitek dan puluhan karyanya
tersebar di seluruh Indonesia. Liem tercatat sebagai pendiri atau penggagas
Ikatan arsitek Indonesia (I.A.I).
C. Latar Belakang Liem Bwan Tjie Sebelum Masuk Sekolah dan
Perguruan Tinggi Negeri
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 merupakan zaman
yang penuh dengan gejolak dimana banyak perubahan dalam peradaban dunia. Demikian
halnya dengan Hindia-Belanda yang pada waktu itu mendapat pengaruh perubahan
modernisasi dari barat. Politik etis mulai berlaku pada tahun 1900, banyak
sekolah yang didirikan seperti sekolah pendidikan dasar dan menengah kejuruan
di Nusantara, terutama di Jawa. Semarang merupakan kota besar ketiga di Jawa
setelah Batavia dan Surabaya. Suasana jaman baru di Semarang seperti bergema
karena banyak pembangunan sekolah yang dibangun kota tersebut, Semarang juga
dikenal sebagai salah kota yang dikenal mempunyai penduduk Tionghoa terbesar di
Jawa.
Liem Bwan Tjie adalah keluarga dari Tionghoa generasi
keempat yang tinggal di Hindia Belanda (Dikken, 2002:5). Liem lahir pada
tanggal 6 September 1891 di Semarang, Liem digolongkan sebagai seorang Tionghoa
campuran. Pada akhir abad ke-19, orang-orang mulai berlomba-lomba untuk
mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Semangat Liem Bwan Tjie untuk
bersekolah dan perguruan tingginya bersekolah di Belanda dan menyelesaikan
sekolah dasarnya di Semarang. Tidak semua orang dapat bersekolah pada waktu
itu, Liem adalah termasuk keluarga yang beruntung, baik dalam bidang finansial
atau beruntung pada waktu itu. Sewaktu tinggal di Semarang maupun sesudah
tinggal di Belanda, tidak ada yang tau pilihan atau minatnya untuk menjadi
seorang arsitek, akan tetapi pilihannya untuk masuk ke Sekolah Teknik Menengah (Middlebaare
Technischeschool)jurusan bangunan yang kemudian dilanjutkan ke Sekolah Tinggi
Jurusan Arsitektur di Delft, membawa karirnya sebagai salah satu pelopor atau
pengagas arsitektur modern di Indonesia.
D. Ciri Karya Arsitektur Liem Bwan Tjie
Liem Bwan Tjie adalah salah satu arsitek yang menjadi
pelopor desain arsitektur modern di Indonesia, didalam setiap karya
arsitekturnya Liem Bwan Tjie memadukan penyelesaian dengan menggunakan
arsitektur barat modern dan unsur Cina yang didasarkan pada filosofi hubungan
manusia dengan lingkungannya, Liem Bwan Tjie juga sangat memperhatikan kondisi
iklim dan lingkungan sekitar disetiap desainnya, Karya arsitektur Liem Bwan
Tjie banyak dipengaruhi oleh arsitek Frank Lloyd Wright, Le Corbusier, dan
Dudok De Stijl.
Dalam hal desain Liem Bwan Tjie lebih menekankan faktor
iklim (tropis) sebagai pertimbangan penting disamping yang lainnya. Hujan dan
sinar matahari langsung tidak dibiarkannya, karena membuat penghuni merasa
tidak nyaman. Permainan atau lempeng-lempeng horizontal dan vertical
dipadukan dengan masa geometric, juga pergantian dari padat ke kosong
menciptakan pembayangan yang sangat mengesankan. Liem Bwan Tjie tidak anti
kesetangkupan dan masih menerapkannya, meskipun dengan tampilan yang unik.
Perapet menjadi ciri desain Liem Bwan Tjie. Perapet tiap rumah atau bangunan
selalu unik tetapi tidak sulit dikenali.
Undak-undak nampak sebagai komponen yang mendapatkan
perhatian penuh dari Liem Bwan Tjie, bahkan terkesan arsitek ini sangat
terobsesi oleh komponen tersebut, undak bisa berupa untuk menuju pintu atau
undak untuk menuju ke lantai diatasnya. Selain itu, dalam mendesain Liem Bwan
Tjie berpikir dari makro sampai mikro, garis besar sampai detail dari bangunan
sampai perabot.
E. Karya-Karya Arsitektur Liem Bwan Jie
Karya arsitektur Liem Bwan Tjie yang begitu meluas di
Indonesia hingga mencapai ratusan kiranya. Berikut akan ditampilkan berupa
karya-karya yang dirancang oleh arsitek pertama yang melahirkan arsitektur
modern di Indonesia, adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Karya-Karya Arsitektur oleh Liem Bwan Tjie
Banyak sekali karya-karya yang telah dirancang oleh
Beliau dengan berbagai macam fungsi yang diselaraskan dengan faktor iklim dan
lingkungan sekitarnya. Dari hasil rancangan tahun ke tahun seperti yang
digambarkan pada tabel diatas, dibwah ini akan dijelaskan salah satu dari
beberapa rancangan yang didesain mengenai karakteristik rancangan Beliau lebih
mendetail, jelas dan dalam bentuk visual, yaitu sebagai berikut :
Gambar 2. Foto sebelah kiri adalah kantor pusat Oei Tiong
Ham Concern yang lama di Semarang. Sedangkan foto yang ada disebelah kanan
adalah kantor Oei Tiong Ham Concern yang baru dirancang oleh arsitek Liem Bwan
Tjie pada th. 1930-31
Gambar 3. Rumah tinggal The Bo Djwan, Ma- lang. Rumah
tinggal ini dirancang oleh Liem Bwan Tjie pada tahun 1934. Rumah ini mendapat
julukan rumah yang terbaik di Malang pada jamannya. Terakhir rumah ini men-
jadi outlet produksi Batik Semar, yang terletak di depan Museum Brawijaya.
Penggunaan garis-garis horizontal yang dominan dan sejajar dengan tanah.
Gambar 4. Kantor Dinas Departemen Perta- nahan di Jakarta.
Dibangun th. 1960-61. Arsiteknya adalah Liem Bwan Tjjie.
Sebagai salah satu contoh yang menarik dari rancangan Liem
Bwan Tjie dimana memiliki karakter menerapkan arsitektur modern yang
diselaraskan dengan konsep lingkungan sekitarnya yang juga termasuk dari
pengaruh iklim. Iklim torpis yang menandakan hijaunya arsitektur rancangan
Beliau pada rumah tinggal Dr. Ir. Han Tiauw Tjong, Semarang yang di bangun pada
tahun 1932, adalah sebagai berikut :
Pada rancangan rumah tinggal ini Beliau sangat mengedepankan
iklim dimana tempat itu dibangun dan dengan pemakaian bahan – bahan local serta
bentuk bangunan yang mencirikan arsitektur modern dipadu dengan arsitektur
local atau kedaerahan. Arsitektur local terlihat pada bahan material yang
digunakannya seperti pemakaian material batu bata yang bisa didapatkan dari
daerah setempat, kemudian juga tidak kalah penting bentuk teritisan panjang dan
lebar yang diakumulasikan untuk menghindari adanya tampias serta sinar matahari
langsung yang masuk ke dalam bangunan.
Selain itu juga terlihat Beliau menggunakan unsur-unsur
Barat dan Timur. Unsur barat dapat terlihat pada bentuk bangunan yang tidak
terlalu rumit melainkan bentuk dasar sederhana sedangkan unsur timur
ditempatkan pada interior ruangan serta perabot atau furniture dalam bangunan.
Rancangan Beliau juga lebih menonjolkan bentuk-bentuk dari gaya dari arsitek
Frank Lloyd Wright. Bentuk–bentuk yang konvensional baik denah maupun tampilan
luar tidak terlalu rumit sehingga banyak diminati oleh kebanyakan orang atau
clien dari Liem.
Gambar 5. Rumah dengan gaya arsitektur modern
Gambar 6. Tampak samping bangunan
Pemilik dari rumah ini adalah sesorang Tionghoa, meskipun
dari luar terlihat konvensional Liem mengekspresikan budaya Tionghoa terhadap
interior bangunan sampai kedetailnya (perabot rumah tangga).
Gambar 7. Bentuk detail interior ruang tamu karya Liem Bwan
Tjie
Sumber : Dikken, 2002
Gambar 8. Bentuk detail furniture karya Liem Bwan Tjie
Interior dan perabot rancangan Liem Bwan Tjie pada
rumah Han Tiauw Tjong di Semarang. Rumah berserta perabot dan interior ini
dirancang pada th. 1932. Gaya oriental yang dominan tampak dalam suasana
interior ini.
Gambar 9. Bentuk detail lantai balkon karya Liem Bwan Tjie
 |
Arsitek modern |
 |
arsitek modern |
 |
arsitek modern |
 |
arsitek modern |
 |
arsitek modern |
 |
arsitek modern |
 |
arsitek modern |
 |
arsitek modern |